PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Lambannya pengerjaan proyek Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) di sejumlah Kecamatan di Kota Pekanbaru, menyebabkan banyaknya badan jalan yang mengalami kerusakan parah.
Akibatnya, para pengendara kendaraan, baik roda dua maupun roda empat yang melintas harus lebih waspada dan berhati-hati agar tidak terperosok ke sejumlah badan jalan yang rusak dan dipenuhi dengan lubang yang cukup dalam.
Pantauan Riau Pos, Selasa (23/11) di Jalan Teratai, Kecamatan Sukajadi tampak badan jalan di kawasan ini mengalami kerusakan yang cukup para, di mana terdapat sejumlah lubang dengan kedalaman yang bervariasi dan dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas.
Belum lagi keberadaan proyek yang seakan mangkrak dan dibiarkan saja menutupi badan jalan alternative, sehingga kerap menjadi penyebab kemacetan lalu lintas di kawasan tersebut.
Tak hanya itu, pasca peletakan paving block ke sejumlah badan jalan yang telah selesai dikerjakan, belum terlihat ada perbaikan badan jalan akibat pengerjaan proyek tersebut dilakukan oleh para pekerja, sehingga membuat masyarakat kian resah.
Salah seorang pedagang buah di Jalan Teratai, Buyung mengaku, sudah dua bulan terakhir semenjak pengerukan dan pemasangan paving block di Jalan Teratai, tepatnya di kawasan pasar kodim, hingga kini belum ada perbaikan terhadap badan jalan yang rusak akibat dari pekerja proyek tersebut. Sehingga membuat jalan semakin rusak parah.
Belum lagi keberadaan proyek yang tak kunjung selesai dikerjakan, sehingga membuat pengedara dan pedagang yang berjualan kerap bersenggolan. Akibat badan jalan yang semakin sempit.
“Ya, maunya ini sengnya dibuka lagi. Kalau memang sudah selesai pengerjaannya. Kami yang jualan di simpang ini sulit kalau ada pembeli yang belanja jadi tersenggol terus sama pengendara motor yang lewat,” ucapnya.
Hal serupa juga diungkapan oleh Farah, salah seorang pengendara roda dua yang melintas di Jalan Teratai juga mengeluhkan kondisi badan jalan yang rusak dan tergenang. Bahkan lubang akibat tidak meratanya pemasangan paving block oleh para pekerja proyek, kerap membuat dirinya kesulitan untuk melintasi badan jalan tersebut.
“Sulit sekali melintasi jalan ini. Paving blocknya dipasang tidak rata. Ada yang terlalu ketinggian ada juga yang malah terlalu dalam. Jadi pas kita melintas harus ekstra waspada. Belum lagi kondisi jalan yang penuh dengan genangan air dan juga licin,” imbuhnya.
Hal yang sama juga dikeluhkan oleh masyarakat di Jalan Tanjung Datuk, Kelurahan Pesisir, Kecamatan Lima Puluh. Badan jalan protokol tersebut sengaja ditutup oleh para pekerja yang beralasan tengah melakukan pekerjaan pembanguan proyek SPALD-T.
Uwa salah seorang pedagang gorengan di Jalan Tanjung Datuk merasakan penurunan omset akibat penutupan badan jalan yang dilakukan oleh para pekerja tersebut. Apalagi, sejumlah badan jalan di kawasan tersebut kini kian mengalami kerusakan yang cukup parah akibat banyaknya alat berat yang diparkirkan dan melintasi jalan tersebut.
“Tersiksa kami semenjak ada proyek ini. Mau jualan tapi jalan umum ditutup paksa dan malah pengendara dialihkan ke Jalan Setia Budi. Sedangkan kami masyarakat di sini hanya mencari makan di pinggir jalan ini. Belum lagi debu yang dihasilkan dari jalan yang rusak itu membuat jualan kami jadi kurang bersih, sehingga kami harus menyiram badan jalan setiap hari untuk mengurangi debu yang berterbangan,” tegasnya.(lim)
Laporan PRAPTI DWI LESTARI, Kota