Program Bapak Asuh Stunting Habis Desember, Bagaimana Nasib Anggaran Stunting 2024? Begini Kata DPRD

Pekanbaru – Anggaran penanganan stunting (kasus gizi buruk) di Kota Pekanbaru tahun 2024, belum diketahui secara pasti berapa nilainya.

Namun dari pemaparan Diskes Pekanbaru, ke Komisi III DPRD Pekanbaru saat hearing kemarin, anggaran stunting tetap disiapkan di APBD Pekanbaru 2024.

Sekadar gambaran, Diskes Pekanbaru mendapat plot anggaran dari APBD Pekanbaru 2024, sebesar Rp 278 miliar.

Namun tidak diketahui berapa nilai penetapan akhir anggaran untuk stunting 2024.

Sementara di satu sisi, Program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) yang dijalankan Pemko Pekanbaru, akan berakhir Desember 2023 ini.

“Nanti kami cek lagi,” kata Wakil Ketua Komisi III DPRD Pekanbaru H Ervan kepada Tribunpekanbaru.com , Minggu (10/12/2023).

Menanggapi hal ini, Pimpinan DPRD Pekanbaru Ir Nofrizal MM meminta, khusus untuk penanganan stunting di Kota Pekanbaru, anggarannya tidak untuk satu OPD, yakni Diskes Pekanbaru saja.

Tapi beberapa OPD terkait, yang memang ada hubungannya dengan keluarga yang mengalami stunting.

Sebab pada umumnya, warga yang terserang stunting, dipastikan dari keluarga kurang mampu.

Baik itu secara ekonomi, pekerjaan orangtua, pendidikan anaknya, kepemilikan rumahnya, serta sektor lainnya.

“Jadi, penanganannya harus komprehensif. Tidak bisa satu OPD saja. Kalau hanya satu OPD, maka masalah stunting ini tidak akan pernah selesai,” tegas Nofrizal kepada Tribunpekanbaru.com.

DPRD Pekanbaru secara lembaga, tidak ingin ada lagi kasus stunting di Kota Pekanbaru.

Tapi ini bisa terealisasi, jika semua stakeholder bersama-sama berkomitmen, konsisten membantu keluarga stunting.

OPD yang terkait selain Diskes misalnya, Disnaker (untuk pekerjaan orangtuanya), Disdik (untuk kepastian sekolah anaknya), Dinsos, Dinas Pengendalian Penduduk dan KB, Dinas Koperasi UMKM, serta Puskesmas dan rumah sakit milik pemerintah dan swasta.

Langkah yang sudah dilakukan Pemko Pekanbaru, dengan membuat Program BAAS, dinilai legislator sudah bagus.

Tapi ini diharapkan tidak berhenti di tahun 2023 ini saja. Sebab dipastikan, masih ada di Kota Pekanbaru anak-anak yang stunting.

“Temuan kami di lapangan saja, termasuk laporan masyarakat, masih ada di beberapa kelurahan anak stunting. Kami pernah turun di Kecamatan Marpoyan Damai, Kecamatan Sukajadi, Kecamatan Lima Puluh, Kecamatan Pekanbaru Kota. Masih ada anak stunting,” terangnya.

Diakui Politisi senior PAN ini, beberapa anak stunting sudah didatangi dan diberikan pengobatan medis.

Namun menurut Nofrizal, untuk memberangus stunting tersebut, harus membantu secara penuh dalam keluarga tersebut.

“Ada tiga empat keluarga yang kami temui di rumahnya, anaknya stunting, karena ayah ibunya tak punya pekerjaan tetap. Sementara anak yang lainnya ada yang sedang sekolah,” ucapnya.

“Di satu sisi lagi, rumah ngontrak. Kalau anaknya stunting diobati satu atau dua kali, ke depannya bagaimana? Makanan dan susu anak stunting ini, mahal,” katanya bertanya.

Karenanya, agar program stunting di Kota Pekanbaru benar-benar zero alias nihil.

Maka solusinya, pemerintah benar-benar hadir membantu keluarganya secara utuh.

Apalagi stunting ini merupakan program nasional, yang harus dijalankan.

Sekadar diketahui, Pemko Pekanbaru sudah menjalankan program BAAS tahun 2023 ini. Program ini akan berakhir Desember 2023 nanti.

Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Kadisdalduk KB) Pekanbaru Mawardi menjelaskan, program BAAS Pemko ini, bahwa Desember ini merupakan bulan ke-enam dari program tersebut.

Diakuinya, sebagian OPD sudah memberikan bantuan stuntingnya.

“Kami sangat bersyukur, anak-anak yang sudah dibantu, sudah naik berat badannya. Sedangkan untuk 2024, kita menunggu informasi dari Kementerian,” terangnya akhir pekan kemarin.

Meski demikian, untuk tahun 2024, Pemko Pekanbaru sudah menyusun pelaksanaan program stunting.

Hal ini harus dilakukan segera percepatannya. Yang pasti, khusus program BAAS tetap jalan, meski angka stunting sudah rendah.

“Pemko Pekanbaru 2023 ini, sudah melakukan berbagai upaya untuk percepatan penurunan angka stunting, atau gagal tumbuh pada anak l, akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang,” paparnya.

Diketahui, program BAAS sendiri merupakan penyaluran bantuan makanan penunjang pertumbuhan.

Ini sebagai upaya mengintervensi kasus stunting sudah berjalan lancar sesuai harapan semua pihak.

Link Berita